Sistem Pengawasan Persediaan ( Inventory Control System )
Control Inventory Management |
Dalam menghitung sistem persediaan atau inventory bisa dilakukan dengan dua sistem :
1. Sistem inventory Periodik ( Periodik Inventory System )
Dalam sistem ini untuk menghitung total persediaan barang dilakukan dengan cara menghitung fisik pada akhir periode ( Bulan atau Tahun ) untuk mengetahui total biaya persediaan akhir /ending inventory, dilakukan dengan cara mengalikan kuantitas / jumlah barang dengan biaya perunit barang, maka untuk tahap ini hal yang harus dilakukan adalah menghitung total jumlah persediaan barang yang dimilki oleh perusahaan.
Berdasarkan sistem ini transaksi yang dicatat adalah transaksi pembelian persediaan, dengan cara mendebitkan rekening pembelian dan mengkreditkan rekening kas atau utang dagang,
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perhotelan
Hotel "Tamu senang " pada akahir Juli 2014, melakukan inventory, dengan hasil inventory sbb :
Persediaan awal / Beginning Inventory = Rp. 50 000 000
Pembelian / Purchase = Rp. 75 000 000
Persediaan akhir / Ending inventory = Rp. 55 000 000
Pendapatan / Revenue = Rp. 125 000 000
Maka jurnal untuk mencatat transaksi inventory bulan Juli adalah :
Mencatat transaksi pembelian secara Kredit
Debit Kredit
Pembelian / Purchase 75 000 000
Utang dagang 75 000 000
Mencatat transaksi penjualan secara kredit
Piutang dagang 125 000 000
Pendapatan penjualan 125 000 000
Ikhtisar Rugi laba 50 000 000
Persediaan awal / Beginning Inventory 50 000 000
Persediaan Akhir / Ending Inventory 55 000 000
Ikhtisar Rugi Laba 55 000 000
Laporan Rugi Laba pada akhir periode Juli :
Pendapatan penjualan / Revenue 125 000 000
Cost barang yang terjual :
Persediaan awal / Beginning Inventory 50 000 000
Pembelian / Purchase 75 000 000
Barang yang tersedia yang siap dijual 125 000 000
Persediaan akhir / Ending Inventory 55 000 000
Cost barang terjual / Consume 70 000 000
Laba kotor 55 000 000
Pendapatan penjualan / Revenue 125 000 000
Cost barang yang terjual :
Persediaan awal / Beginning Inventory 50 000 000
Pembelian / Purchase 75 000 000
Barang yang tersedia yang siap dijual 125 000 000
Persediaan akhir / Ending Inventory 55 000 000
Cost barang terjual / Consume 70 000 000
Laba kotor 55 000 000
Cost persentase % = 55 000 000 / 125 000 000
= 44 %
= 44 %
2. Sistem Persediaan Perpetual ( Perpetual Inventory System )
Didalam sistem ini perusahaan mencatat persediaan berdasarkan kepada tiap jenis barang yang tersedia dan biasanya di buat kartu stock( Stock Card ) untuk satu jenis barang dengan tujuan untuk memudahkan pengecekan atau mutasi persediaan barang, dengan sistem ini perusahaan dapat secara langsung menetukan besarnya cost / biaya dan jumlah persediaan barang pada saat inventory, tanpa harus menghitung fisik jumlah persediaan barang yang ada di gudang.
Dalam sistem perpetual semua mutasi ( pemasukan dan pengeluaran ) barang dicatat sehingga informasi stock barang selalu up to date, selanjutnya untuk membuat jurnal dengan data yang sama seperti diatas dengan menggunakan sistem perpetual adalah sbb :
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Debit Kredit
Pembeliaan / Purchase 75 000 000
Utang dagang 75 000 000
Mencatat transaksi penjualan secara kredit
Piutang dagang 125 000 000
Pendapatan / Revenue 125 000 000
Cost barang yang terjual / Consume 70 000 000
Persediaan barang dagangan 70 000 000
Laporan Rugi Laba July 2014
Pendapatan penjualan 125 000 000
Cost barang yang terjual 70 000 000
Laba kotor 55 000 000
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa di dalam sistem persediaan perpetual, transaksi - transaksi yang berhubungan dengan persedian baik pembelian maupun penjualan selalu dicatat dalam stock card yang berfungsi sebagai alat bantu untuk proses sistem inventory cost control